Kamis, 11 Agustus 2016

10 FAKTA IBRAHIMOVIC

Ingin tahu striker PSG ini lebih jauh lagi?
Zlatan Ibrahimovic adalah salah satu ikon dunia sepak bola saat ini. Kontroversi kerap dihadirkan striker Swedia ini. Ibrahimovic dikenal blak-blakan dalam menyampaikan pendapatnya mengenai suatu hal. Baik itu hal yang ia sukai, maupun hal yang tidak disukainya.
Meski demikian, kita tak bisa menyangkal bahwa pemain berusia 32 tahun ini selalu tampil menghibur baik di lapangan maupun di luar lapangan. Ia juga menjadi sosok yang karismatik saat beraksi di rumput hijau. Ketajamannya di depan gawang lawan tak perlu diragukan lagi.
Sepanjang perjalanan karir profesionalnya, Ibrahimovic telah memperkuat sejumlah klub mulai dari klub di negara kelahirnnya Swedia hingga sejumlah klub papan atas Eropa: Ajax Amsterdam, Juventus, Inter Milan, Barcelona, AC Milan hingga Paris Saint-Germain menjadi pelabuhan terakhirnya saat ini.
Selain fakta Ibrahimovic telah memperkuat sejumlah klub, masih ada 10 fakta lainnya yang layak Anda ketahui mengenai karir pesepakbola kelahiran 31 Oktober 1981 seperti dikutip Bleacherreport.
Bentuk Penghargaan dari Nike untuk Ibrahimovic
Tumbuh di distrik Malmi Rosengard, Zlatan Ibrahimovic mulai bermain sepak bola di lapangan kecil di Cronmans Vags, di mana ia tinggal. Pada tahun 2007, Nike memutuskan untuk membangun lapangan kecil itu menjadi lebih modern.
Saat Anda berjalan pintu masuk lapangan, Anda akan menemukan ukiran khusus. “Har Finaldia mitt hjarta. Har Filandia min historia. Har Finlandia mitt spel. Ta det vidare. Zlatan.” (Di sinilah hatiku. Di sinilah ceritaku. Di sinilah aku bermain. Zlatan).
Pertemuan dengan Maxwell
Zlatan Ibrahimovic dan Maxwell berteman baik di dalam maupun di luar lapangan. berita bola,berita bola terkini,sepak bola,football manager super soccer,klasemen liga inggris, jadwal sepak bola,prediksi bola,liga inggris,liga champion,Paris Saint-Germain,Zlatan Ibrahimovic,SwediaKeduanya tampak tak bisa terpisahkan. Pertemuan keduanya dimulai saat mereka baru mengawali karir sebagai pesepakbola profesional. Ibrahimovic setuju untuk bergabung dengan Ajax dari Malmo. Inilah yang menjadi awal pertemuannya dengan Maxwell di Amsterdam, yang membuat mereka berteman baik sejak saat itu.
Ibrahimovic tak bisa mengatur keuangannya dengan baik dan Maxwell bersedia memberinya tumpangan. Bek Brasil itu mengizinkannya tinggal di apartemennya di Amsterdam. Mereka hidup dan memakan makanan yang mereka masak bersama-sama.
Kedua pemain yang sama-sama lahir pada tahun 1981 ini telah bermain bersama sejak di Ajax, Inter Milan, Barcelona dan sekarang Paris Saint-Germain. Maxwell adalah kebalikannya Ibrahimovic. Ia lebih tenang, lebih tertutup dan tak egois. Ia menjadi pelengkap yang sempurna untuk striker Swedia tersebut. Dalam otobiografinya, Zlatan menulis, “Kadang-kadang saya heran dia begitu baik. Orang-orang baik sepertinya biasanya tak berada di sepak bola.”
PSG mungkin klub terakhir Ibrahimovic, tetapi jika ia pindah, maka akan sangat menarik untuk melihat apakah Maxwell akan kembali mengikutinya.
Cerita di Balik Gol Ibrahimovic untuk Ajax
Saat Ajax bermain melawan NAC Breda di Amsterdam Arena, Zlatan Ibrahimovic mengambil bola di luar kotak penalti. Ia melewati empat pemain bertahan lawan sebelum menggulirkan bola ke gawang NAC Breda. Striker Swedia menunjukkanskill individu yang luar biasa. Namun, ada cerita di balik gol tersebut.
Setelah Ibrahimovic melakukan selebrasi, kamera langsung menyorot ke arah gelandang Ajax Rafael van Der Vaart. Ia terlihat tidak begitu senang saat Ibrahimovic mencetak gol luar biasa tersebut.
Memang, empat hari sebelumnya Ibrahimovic meluncurkan tekel ke pergelangan kaki Van der Vaart hingga membuatnya cedera. Sejak saat itu, perseteruan keduanya dimulai. Itulah sebabnya mantan pemain Tottenham Hotspur itu tak begitu senang ketika Ibrahimovic mencetak gol.
Ajax Coba Kirim Ibrahimovic ke Southampton
Setelah bergabung dengan Ajax dari Malmo, Ibrahimovic tak menikmati saat-saat terbaik di musim pertamanya. Pelatih Ajax selanjutnya Co Adriaanse, jarang memainkan Ibra dan striker Swedia itu harus bekerja keras menunjukkan kemampuan terbaiknya di Amsterdam.
Dalam sebuah wawancara pada tahun 2013 dengan BBC, ia mengungkapkan bahwa Southampton berusaha membawanya dengan status pinjaman, dan Ajax sempat tertarik dengan tawaran tersebut.
“Mereka ingin membawa saya dari Ajax setelah saya melalui masa-masa sulit di tahun pertama. Manajer saya mengatakan, ‘Anda pergi ke Southampton’. Saya berkata, ‘Apakah itu satu-satunya pilihan yang saya miliki?” Saya punya masalah dengan kepercayaan diri dan saya juga memiliki ego yang besar.
“Pada saat itu, saya berpikir Ajax adalah tim papan atas. Maka saya harus pergi ke suatu tempat yang lebih di atas lagi. Dalam pikiran saya, saya merasa bahwa pergi dari Ajax ke Southampton, dengan segala hormat untuk Southampton, saya akan mengambil langkah mundur.
Saya terus bersabar dan terus berlatih keras. Tahun kedua lebih baik, tahun ketiga lebih baik dan kemudian Juventus datang. Saya Pikir ‘sekarang kita bicara’.”
Ibrahimovic hanya mencetak enam gol di musim pertamanya dengan Ajax. Ia mencatatkan 24 penampilan dan itu adalah jumlah gol terendah yang ia cetak saat ia bermain setidaknya dalam 10 pertandingan untuk klub. Sementara Southampton finis hanya di posisi ke-11 di Premier League tahun itu.
Mengorbankan Diri Sendiri untuk Negara-nya
Pada tahun 2002, Swedia harus berhadapan dengan Hungaria di kualifikasi Euro. Kekalahan bagi tim tuan rumah akan membuat mereka gagal untuk lolos ke turnamen yang akan berlangsung di Portugal. Tim tamu memimpin di babak pertama dan Swedia membutuhkan gol untuk menyamakan kedudukan.
Mattias Jonsson mengirimkan bola kepada Ibrahimovic yang berdiri di dalam kotak penalti, tapi pada saat bersamaan ia terkena kepalan tangan kiper Hungaria Gabor Kiraly.
Ibra kemudian terjatuh ke tanah dan tak sadarkan diri. Rekan setimnya Kim Kallstrom adalah orang pertama yang berusaha memberikan bantuan untuk membuatnya sadar kembali. “Bangunlah, itu masuk!” teriaknya saat itu. Ibra kemudian tersadar dan bertanya siapa yang mencetak gol. Kallstrom pun menjawab, “Kau yang melakukannya!”
Ibra kemudian ditandu keluar lapangan dengan mendapat standing ovation. Ia telah mengorbankan diri sendiri untuk negaranya dan fans tuan rumah yang segera memberikan penghargaan untuk striker PSG tersebut. Swedia akhirnya lolos ke Euro 2004 dan Ibra mencetak gol indah melawan Italia.
Perseteruan dengan Jonathan Zebina
Kontroversi terus mengikut Ibra di mana pun ia bermain. Ia terlibat dalam beberapa perselisihan dengan rekan-rekan setimnya. Termasuk insiden yang melibatkannya dengan Rafael van Vaart. Sementara itu, perselisihannya dengan bek Toulouse Jonathan Zebina dimulai ketika ia bermain untuk Juventus.
Awal musim ini, pada pertandingan melawan Toulouse di Parc des Princes, Ibrahimovic ditarik keluar. Saat itulah ia membuat gerakan pistol ke arah bangku cadangan tim tamu. Gerakan itu ia tujukan kepada Zebina, dan di mana Ibra bisa saja menerima sanksi dari otoritas sepak bola Perancis. Beruntung, striker Swedia tidak menerima hukuman apapun setelah membuat gerakan tersebut.
Zlatan Ibrahimovic Dipermalukan
Tak banyak pemain yang bisa mempermalukan Zlatan Ibrahimovic dengan trik nutmeg. Salah satu pemain yang berhasil melakukannya adalah mantan bek Lillie Aurelien Chedjou. Saat itu Lille berhadapan dengan PSG di Parc de Princes dan skor masih 0-0 di babak kedua. PSG berusaha keras untuk mendobrak tembok pertahanan tim tamu. Lille sendiri sukses mendominasi penguasaan bola atas tim asuhan Laurent Blanc.
Frustasi, Ibra mencoba untuk menembus pertahanan Lille dengan harapan dapat mencetak gol untuk timnya. Lalu hal itu terjadi, striker Swedia itu berlari dan Chedjou, dengan sedikit sentuhan, menyenggol bola di antara kaki Ibra.
Namun, yang paling menarik adalah reaksi Ibra. Ia justru tersenyum lebar dan tampak memberikan rasa hormat yang begitu besar untuk apa yang telah dilakukan Chedjou. Ia berani menantang Ibra dan lebih hebatnya lagi, ia menang.
Pertandingan berakhir dengan skor 1-0 untuk PSG, di mana gol tercipta dari gol bunuh diri Chedjou. Ini bukti bahwa Anda tak bisa main-main dengan seorang Zlatan Ibrahimovic.
Samai Rekor Gol Jean-Pierre Papin
Ada banyak harapan yang disematkan untuk Zlatan Ibrahimovic ketika pertama kali ia bergabung dengan Paris Saint-Germain. Di musim pertamanya, PSG menjuarai gelar liga pertama mereka sejak tahun 1994, dan mereka juga menyingkirkan Barcelona di ajang Liga Champions.
Untuk rekor pribadi, salah satu prestasi terbesarnya di musim pertamanya adalah ia mampu menyamai rekor gol legenda Marseille Jean-Pierre Papin, yang mengakhir musim dengan 30 gol di liga.
Papin mencetak 30 gol pada tahun 1990 dan tak seorang pun berhasil menyamai catatan tersebut. Papin sendiri meramalkan Ibrahimovic akan mengalahkan rekornya, tetapi pada akhirnya Ibra ‘hanya’ berhasil menyamai jumlah gol tersebut. Musim ini Ibra diharapkan akan melalui rekor Papin, tapi cedera saat melawan Chelsea di Liga Champions memaksanya absen  pada pertandingan berikutnya. Ia baru mencetak 25 gol di liga dengan tiga pertandingan tersisa.
Ia mungkin masih memiliki kesempatan untuk bermain lagi musim ini, tapi tampaknya sulit untuk mencetak enam gol dalam tiga pertandingan tersisa. Saat ini ia tengah mempersiapkan diri untuk musim baru dan berharap akan memecahkan rekor sepanjang masa legenda Marseille lainnya Josip Skoblar yang mencetak 44 gol pada tahun 1970.
Dua Gol di Debutnya Bersama PSG
Pada awal musim 2012/2013, panggung sudah disiapkan untuk Zlatan Ibrahimovic di Ligue 1. FC Lorient tiba di Parc de Princes, siap menghadapi superstar PSG, di mana semua orang memprediksi tim asuhan Carlo Ancelotti bisa menang dengan mudah. Di akhir babak pertama, Lorient meninggalkan PSG dengan skor 2-0. Ini bukan debut yang dibayangkan Ibra, hingga akhirnya ia mengambil alih jalannya pertandingan.
Comeback dimulai pada menit ke-64. Mengendalikan bola dengan dadanya, ia kemudian melepaskan tembakan yang membuat bola melewati Fabian Audard dan bersarang di gawang Lorient. Kemudian pada menit ke-90, Blaise Matuidi dilanggar di dalam kotak penalti. Ini menjadi kesempatan Ibra.

Audard melangkah ke arah yang benar, tetapi tendangan penalti dari Ibra terlalu bagus. Pertandingan berakhir imbang 2-2 dan Ibra menyelamatkan muka PSG.
Musim Panas Ini akan Berlangsung Lebih Lama Bagi Ibrahimovic
Salah satu fakta yang paling menyedihkan dari Piala Dunia tahun ini di Brasil adalah bahwa Swedia tak akan mewakili Eropa. Kalah dari Portugal di babak play-off artinya tak akan ada Zlatan Ibrahimovic.
Hal lain yang semakin membuat Ibra kecewa adalah, sejumlah besar rekan satu timnya akan berangkat ke Brasil setelah musim berakhir. Saat Anda melihat skuat PSG di website resmi mereka, semua pemain yang terdaftar terdiri dari tujuh negara berbeda: Perancis, Brasil, Argentina, Uruguay, Italia, Belanda dan Swedia. Hanya satu dari negara-negara tersebut yang tak akan bermain di Piala Dunia 2014, Swedia.
Musim panas ini pasti akan berlangsung lebih lama bagi pemain berusia 32 tahun tersebut.

BERITA TERKAIT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar