Jumat, 18 November 2016

Bloon (Rumah Tua)

Pip… suara handycam punya Obeh menyala. Geng BLOON berada di pelukanmu menyadarkanku apa artinya kenyamanan kesempurnaan cintaaa. Geng Bloon berada di depan rumah tua yang konon katanya di halamannya ada sundel bolong lalu di dalamnya ada genderuwo.
“lo semua udah siap masuk kan?” tanya Obeh
“siap..” jawab Bugo, Nugroho dan Opik
“tapi Beh senter gua batrenya mau abis” kata Langga
“ah! Bego sih lo di bilang beli batre di warung sono gak mau dah beli sono cepetan” suruh Obeh
“oke” jawab langga
1 menit kemudian mereka masih antusias menunggu
2 menit kemudian antusias mereka memudar
5 menit kemudian Bugo mulai mules
10 menit kemudian Opik kembali
“lu kemana aja sih? Lama amat belinya” tanya Nugroho
“lu inget bencong yang ditimpuk batu sama Obehr di kuburan?”
Mereka semua mengangguk
“ternyata dia penjualnya dan dia sempet bilang kalo dia kenal gua”
“trus lo bilang apa?” Tanya Obeh
“gua bilang mungkin hanya halusinasi om aja”
“ada ada aja lo B” Opik blom menyelesaikan pembicaraannya
Bletar! Pagar pintu rumah tersebut kebuka seakan-akan berbicara “cepetan masuk bego! Gua bosen nih denger lu ngoceh”
Mereka berlima masuk Obeh merekam keadaan sekitar, Opik membantu menyoroti, Langga memegang 5 pengeras suara, Nugroho melihat keadaan sekitar, mereka semua saling membantu kecuali Bugo, ia memegang perutnya sambil sedikit membungkuk. Di halaman tidak ada tanda-tanda mahkluk halus hanya bau-bau aneh, bau parfum Langga plus bunga melati plus kentut Bugo. Mereka semua jalan sampai depan pintu
“oke permirsa sekarang kita di depan pintu rencananya bakal gua tendang pintu ini sampe jatoh rusak” omong Obeh di depan kamera
Baru saja mendekati pintu tiba-tiba pintunya terbuka sendiri
Kreeekk…
“yahhh permirsa pintunya kebuka sendiri. tapi jangan khawatir gua bakal tetep ngerusak pintu ini. Go tutup pintu ini lagi” ngotot Obeh
Bugo menutup pintu sambil memegang perutnya. Obeh mengambil ancang-ancang, ia lari lalu menendang pintunya
“heaa!!” teriak Obeh
BRAKK!! Pintunya rusak, Obeh menampilkan wajah bangga
Mereka berlima pun masuk dan mengamati segala sisi. Perabotan rumah itu terlihat seperti tua dan sudah ditinggalkan selama 10 tahun. Semua barang terlihat rusak kecuali foto laki-laki duduk tegap menghadap lurus sambil memegang kucing hitam.
“Beh foto itu pemilik rumah ini ya?” tanya Bugo
“bukan. Dia badut Dufan, ya mana gua tau lah”
“itu kucing ya?” tanya Langga
“bukan Ngga itu sapi beranak. kok lo berdua jadi bego sih pas masuk rumah ini?”
Obeh memeriksa ruang dapur bersama Bugo sementara Nugroho, Langga dan Opick ngotot memeriksa kamar tidur. BRAK BRAK BRAK.. suara terdengar dari kamar tidur, Obeh dan Bugo yang tadi memeriksa dapur langsung menuju ke kamar tidur di lantai 2. Saat mereka berdua di kamar tidur ternyata bukan suara setan tetapi suara Nugroho, Opik dan Langga sibuk mengacak-acak barang di kamar tersebut sambil bawa karung.
“Oo… kirain gua ada apa-apa. ternyata lo bertiga mau maling ya” sindir bugo
“gak papa kali Go sekali-sekali, mumpung rumah gede nih. Tuh liat nih gua nemu uang 184 ribu, Opik nemu pistol koboi sama pelurunya, trus Nugroho nemu cincin emas” kata Langga
“gua ikutan dong” kata Bugo ia mengubek-ngubek lemari kayu tua
“lu semua kok bloon amat sih!. Kan kita disini buat nyari setan, bukan jadi setan! Ayo sem” Obeh belum selesai membentak teman-temannya tiba-tiba Bugo berteriak
“JACKPOT!!!!. Gua nemu kotak isinya cincin, kalung sama gelang emas isinya banyak!!!” Bugo heboh
Semuanya melihat kotak yang dipegang Bugo
“gila lu Go ini kalo dijual bisa beli hp nih!” kata Opick
“ya udah sekarang kita kabur aja” ajak Obeh yang tadi beniat mencari setan ternyata berubah jadi setan karena bujukan setan (ribet amat bahasanya ya?)
Mereka semua berjalan ke luar tiba-tiba senter Langga mati
“loh kok mati sih Ngga?” tanya Nugroho
“lah gua gak tau. Oh iya! Gua lupa ganti batrenya ntar dulu gua ganti” jawab Langga
“Gimana sih lo!” kata Bugo
“Yah! Batrenya gak ilang!.” Langga panik
“kok bisa ilang sih!” Opik ikutan panik
“gua inget tadi pas mau masuk ke halaman gua liat ada batre” kata Bugo
“Berarti batrenya di luar dong!!!!” Obeh makin panik
Isi rumah tersebut tiba-tiba makin gelap sehingga tidak bisa melihat apa-apa. Mereka berlima keringat dingin.
“oke sekarang gini kita gak boleh takut ingat kata pak uztad Richo katanya kalo kita takut sama setan setan makin berani dan kamera ini ada flashlight sama night vissionnya” Obeh membuat berani mereka dan menyalakan mode night vission di kameranya.
Mereka berlima berjalan menuju tangga yang terletak 8 meter dari kamar tersebut. Jbret Obeh sesekali menyalakan Flashlightnya saat di tangga kamera Obeh menangkap sesosok kuntilanak berada di bawah tangga dan kuntilanak tersebut mengeluarkan suara ketawa pelan.
“sekarang baca ayat kursi” kata Obeh
Seketika itu kuntilanak langsung terdiam
“allahula ila hailla huwalhayyul koyyum” baca mereka berlima dengan suara keras
Kuntilanak tersebut langsung pergi ke arah pintu keluar dan sekarang bukan setan mengejar orang, tapi orang mengejar setan. Mereka mengikuti kuntilanak tersebut sambil berlari. Kuntilanak tersebut langsung terbang ke pohon beringin besar mereka berlima berjalan dengan santai ke arah pintu gerbang. Tiba-tiba sesosok sundel bolong menanti mereka di halaman.
“Beh baca ayat kursi gak nih?” tanya Bugo
“hehehe jangan gua ada ide, lu kamerain gua nih” kata Obeh sambil senyum sinis
“tapi” kata Opik
“udah gak apa-apa” potong Obeh
Obeh berlari kencang langsung lompat ke arah Sundel bolong tersebut ia langsung meluruskan badannya lalu melewati bolongan di badan sundel bolong tersebut seperti di film-film. Mereka berempat dan kuntilanak yang melihat di pohon hanya bisa mangap melihat tingkah Obeh.
“Bangke!” teriak Obeh yang jatuh akibat ngelewatin perut sundel bolong dan jatuh setelah melewati perutnya
“pffttt hahaha mampus gaya-gayaan sih lo” terian Langga
Mereka berempat tertawa kuntil anak yang di atas pohon pun tertawa cekikikan
“sialan ya lo semua aduhh.. sakit. Ayo cepet kabur” kata Obeh sambil menahan sakit
Bugo, Langga, dan Opik lari sambil baca ayat kursi, Setan-setan di sekeliling mereka yang tadi menertawakan Obeh sekarang lari terbirit-birit. Mereka berempat pun sudah keluar dari halaman rumah itu, sementara Obeh duduk menunggu sambil memegang pipinya yang baru lebam.
“sakit gak Beh hehehe” tanya opik
“diem lu!” kata Obeh dengan suara agak keras
“hmmm kayaknya salah setiap kali kita ghost hunting ada salah satu di antara kita yang pipinya bakal lebam deh” ucap Bugo
“kayaknya lu bener Go” komentar Langga
“kita liat aja nanti ghost hunting minggu depan” kata Nugroho
“itu gak penting sekarang mana cincin ama perhiasan lainnya Go?” tanya Obeh
“nih..” sambil merogoh saku celananya
“yah! Kok gak ada sih!. Oh iya! Ketinggalan di kasur tadi”
“kok bisa gitu..” Obeh belum melanjutkan pembicaraannya tiba-tiba datang lelaki yang sebelumnya membuat pipi opik lebam (Di episode sebelumnya). Tapi ia sekarang berpakaian normal tidak seperti sebelumnya
“Hei! Kalian ngapain malem-malem jam 11 disini? Kalian gak. Eh tunggu sebentar kayaknya gua kenal lu berlima” sambil merem mikir
“Go, Beh, Pik, Ngga mendingan kita kabur kalo gak 1 jam lagi gua bisa di UGD nih oh iya Go lu masih punya petasan jangwe kan” kata Nugroho
“oh iya gua ngerti” kata bugo sambil mengangguk
Om-om itu sibuk mengingat entah ingatannya rendah atau abis ngejar mereka berlima dia terbentuk kontainer. Cress suara korek api menyala, Bugo membakar petasannya lalu melemparnya (bukan ke arah om-omnya). Cittttt (ini suara jangwe bukan tikus)
“ehhhh apaan tuh aaaaa” om-om itu lari
Mereka berlima pun ikutan lari. Saat bom meledak om-om itu mengingat siapa mereka dan langsung mengejarnya.
“Woi sini lu semua gua sekarang inget” teriak om-om itu
“dasar bencong pea!” teriak Opik
Bugo, Langga, Opik, Obeh, dan Nugroho lari terlalu cepat sehingga om-om itu kehilangan jejak mereka, dia Cuma bilang bakal balas dendam pada mereka. Itulah kisah petualangan kami minggu ini, kami belum tau mau pergi kemana minggu depan, Langga sempet usul mau ke pabrik kaos kutang tua tapi belum ada yang menyutujuinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar