Sabtu, 19 November 2016
Tiga Pendekar Dan Cincin Tayam
Malam itu terasa sangat dingin dan sunyi biasanya banyak orang yang berkumpul di pendopo ataupun di depan rumahnya. Hanya terlihat tiga orang pemuda yang sedang asyik bermain kartu di pendopo mereka adalah Reza, Rahman dan Fathur. Sejak kecil mereka bertiga memang selalu bersama, di tengah permainan tiba-tiba terdengar suara ledakan seperti meteor jatuh. Seketika itu mereka bertiga kaget dengan apa yang mereka dengar.
“Hey kalian tau suara apa itu?” kata rahman
“Aku tidak tau” jawab reza tidak peduli
“Seperti bunyi gas meledak, apa itu gas yang ada di rumahmu man?” tanya fathur
“Sembarangan saja kau kalau bicara, kalau gas yang ada di rumahku meledak pasti rumahku sudah terbakar” kata rahman dengan nada kesal
“Iya juga sih, wkwkwk” kata fathur tertawa
“Lalu, suara apa itu?” tanya reza
“Entahlah, bagaimana kalau kita melihatnya?” tanya fathur
“Ayolah siapa takut” kata reza dan rahman bersamaan.
Mereka bertiga akhirnya pergi ke tempat asal suara itu, dengan hati-hati mereka mencari tau sebenarnya suara apa itu. Tak lama kemudian fathur melihat sebuah cahaya, ia segera memberi tahu teman-temanya. Fathur dan teman-temanya segera menghampiri cahaya itu, setelah sampai alangkah kagetnya mereka melihat sebuah peti kecil yang hangus dan mengeluarkan asap.
“Thur, menurutmu apa isi peti itu?” tanya reza
“Mungkin onta barang kali” kata fathur
“Onta? kau mengigau yaa, mana mungkin ada onta di peti kecil itu” kata reza
“Dari mana kau tahu tidak ada onta di situ? memangnya kau sudah melihat isi peti itu?” tanya fathur meledek
“Terserah kau sajalah thur” kata reza kesal
“Sudah berhentilah berdebat, lebih baik kita buka saja peti itu” kata rahman
Lalu dengan rasa takut dan penasaran rahman membuka peti itu, alangkah terkejutnya mereka ternyata isi peti itu adalah cincin. Di peti itu ada tiga buah cincin, setiap cincin mempunyai warna dan ciri khasnya masing-masing. Dengan ragu masing-masing dari mereka mengambil satu buah cincin, reza mengambil cincin berwarna merah, fathur mengambil cincin berwarna biru, sedangkan rahman mengambil cincin berwarna ungu namun mereka masih ragu untuk memakainya.
“Mau kita apakan cincin ini?” kata rahman
“Entahlah mungkin aku akan menjualnya, cincin ini pasti mahal harganya” kata fathur
“Kalau aku sih ingin aku kasih ke ibuku karena sejak dulu ibuku ingin sekali punya cincin” kata reza
“Kau sendiri ingin kau apakan cincin itu man?” tanya fathur
“Mungkin akan aku pajang di rumah sebagai hiasan” kata rahman
Setelah itu mereka kembali ke pendopo untuk melanjutkan permainan kartunya, di tengah permainan tiba-tiba cincin mereka mengeluarkan cahaya yang amat terang hingga membuat mereka tidak sadarkan diri. Tak beberapa lama mereka terbangun tetapi bukan di pendopo melainkan di sebuah hutan, mereka kebingungan bagaimana bisa mereka ada di sebuah hutan, sampai pada akhirnya datang seorang wanita cantik pakaiannya serba putih menghampiri mereka bertiga.
“Apa aku sudah mati? apa kau malaikat?” tanya fathur
“Bukan, aku Ratu Bilqis dari kerajaan koya-koya kalian adalah para pendekar yang telah terpilih untuk menaklukan kerajaan rawa-rawa” kata ratu
“Kami pendekar? Kami hanyalah orang biasa yang terdampar di hutan ini” kata reza
“Tidak, kalian bukan terdampar akulah yang memanggil kalian kesini” kata ratu bilqis
“Tapi bagaimana bisa?” tanya rahman
“Cincin yang kalian pegang itulah yang membawa kalian ke hutan ini” tanya fathur
“Sebenarnya cincin apa ini?” tanya rahman
“Itu adalah cincin Magellan. Aku yang mengirimnya kepada kalian karena aku yakin kalianlah pendekar yang sudah diramalkan” kata ratu
“Jadi sebenarnya dunia apa ini?” tanya rahman
“Kalian ada di dunia tayam” jelas ratu
“Apa tai ayam? “tanya fathur
“Katanya tayam bukan tai ayam” kata reza kesal
“Makanya setiap minggu kuping kamu itu dibersihin biar gak ada kotoranya” kata rahman meledek
“Sudah, sekarang pakailah cincin itu” kata ratu bilqis
Tanpa ragu ragu mereka memakai cincin itu seketika itu juga di tubuh mereka sudah terpasang baju jirah yang sangat kokoh, mereka bertiga terkejut sekaligus senang dengan apa yang didapatkanya, lalu mereka dan Ratu Bilqis pergi ke kerajaan koya-koya untuk menyusun rencana menyerang kerajaan rawa-rawa. Di kerajaan mereka diberi tau bahwa di dunia ini sebenarnya ada lima cincin, dua diantaranya dimiliki oleh raja lotus dan panglimanya dari kerajaan rawa-rawa. Raja Lotus memegang cincin berwarna hitam cincin itulah yang terkuat tetapi siapapun yang memakai cincin itu maka ia akan menjadi seseorang yang jahat dan keji, sedangkan panglima memegang cincin berwarna cokelat. Ratu bilqis memberi tahu bahwa setiap cincin memiliki kekuatanya masing-masing dan jika para pendekar ingin kembali ke dunia asalnya mereka harus mengalahkan Raja Lotus atau mereka akan mati. Setelah mengetahui rencananya mereka dengan gagah berani pergi menuju kerajaan rawa-rawa untuk menaklukan raja lotus.
Di tempat lain kabar bahwa tiga pendekar sudah ada di dunia tayam dan sedang menuju ke kerajaan rawa rawa sudah sampai di telinga Raja Lotus dan itu membuat Raja Lotus khawatir tentang ramalan yang selama ini beredar. Lalu Raja Lotus memerintahkan 100 prajuritnya menghabisi tiga pendekar itu, prajurit Raja Lotus adalah prajurit terbaik yang pernah ada mereka dilatih sendiri oleh Raja Lotus.
Akhirnya di perjalanan para pendekar bertemu dengan prajurit Raja Lotus, awalnya mereka ragu karena mereka kalah jumlah tetapi karena mereka ingin kembali ke dunia asal mereka, dengan kekuatan yang mereka miliki yaitu Reza dengan kekuatan api, Fathur dengan kekuatan air, sedangkan Rahman dengan kekuatan listriknya menghadapi para prajurit dengan sekuat tenaga tetapi karena kekuatan itu belum sempurna keluar dan mereka kalah jumlah para pendekar kewalahan menghadapi serangan prajurit Raja Lotus.
Reza yang sedang terdesak dan hampir terbunuh diselamatkan oleh bala bantuan yang datang entah dari mana datangnya yang jumlahnya cukup banyak sekitar 200 prajurit yang tidak kalah tangguh dari prajurit Raja Lotus, dengan bantuan tersebut para pendekar berhasil memukul mundur para prajurit.
“Siapa kalian? Kenapa kalian membantu kami?” tanya rahman
“Kami adalah prajurit dari kerajaan Yamanoya yang diperintahkan Ratu Bilqis untuk membantu kalian menghadapi Raja Lotus” kata salah satu prajurit yang diketahui namanya itu Larry
“Lalu bagaimana sekarang?” tanya reza
“Lebih baik kita lanjutkan esok pagi karena hari sudah mulai gelap” jelas larry
“Baiklah kalau begitu” kata reza
Keesokan paginya para pandekar dan prajurit Yamanoya melanjutkan perjalanan, di tengah perjalanan tanpa disadari Larry telah diculik oleh prajurit Raja Lotus. Akhirnya mereka sampai di Kerajaan Raja Lotus, disana mereka baru menyadari bahwa larry telah menghilang lalu tiba-tiba pintu gerbang terbuka dan terlihat larry telah ditawan oleh Raja Lotus, seketika itu para pendekar marah dan kemarahan itu direspon oleh cincin mereka masing masing. Seketika itu muncul lah pedang yang mengeluarkan kekuatan mereka dengan sempurna.
“Pedang apa ini?” tanya fathur
“Mungkin ini adalah pedang yang akan memaksimalkan kekuatan kita” kata reza
“Yaa, ini hebat, larry kami pasti akan menyelamatkanmu” kata rahman berteriak kepada larry yang dibawa ke ruang tahanan bawah tanah
“Hey Raja Lotus sebaiknya kau membuat batu nisanmu sendiri karena aku sudah menyiapkan kuburan untukmu” kata fathur meledek
“Kalian jangan sombong dulu memang hanya kalian saja, kami pun sudah menyempurnakan kekuatan kami” kata Raja Lotus
Cincin Raja Lotus mengeluarkan kekuatan angin puting beliung yang sangat besar sedangkan sang panglima mengendalikan tanah tetapi itu tidak membuat mereka gentar. Para pendekar lebih memproitaskan keselamatan larry daripada mengalahkan Raja Lotus maka dengan itu fathur pergi ke ruang bawah tanah sedangkan reza dan rahman menghadapi Raja Lotus dan Panglimanya. fathur sempat kewalahan menghadapi penjagaan tetapi ia tetap berhasil menyelamatkan larry.
Di tempat lain reza dan rahman berhasil mengalahkan sang panglima tetapi Raja Lotus sulit untuk dikalahkan walupun para pendekar telah bersatu untuk mengalahkan Raja Lotus. Tiba tiba terdengar suara entah dari mana datangnya.
“Hay para pendekar” kata seseorang yang misterius
“Siapa kau kenapa suaramu terdengar di telinga kami?” tanya fathur
“Siapa aku itu tidak penting, sekarang aku akan memberi tahu cara mengalahkan Raja Lotus” kata seseorang yang misterius
“Bagaimana caranya?” tanya rahman
“Kalian harus bisa mematahkan pedang itu, tetapi siapapun yang mematahkan pedang itu dipastikan orang itu akan mati” kata seseorang yang misterius
Para pendekar mengganggap cara itu terlalu beresiko maka mereka menggunakan cara lain yaitu menyerangnya habis-habisan, di tengah pertarungan akhirnya pedang itu pun terlepas dari tangan Raja Lotus tiba-tiba larry datang dan ingin mematahkan pedang Raja Lotus dengan menggunakan pedang sang panglima yang telah dikalahkan oleh para pendekar.
“Jangan lakukan itu larry” kata rahman
“Tapi inilah satu satunya cara untuk mengembalikan kedamaian di dunia ini” kata larry dengan yakin
Akhirnya larry pun menghancurkan pedang itu dan itu membuat Raja Lotus menjadi lemah kesempatan itu langsung diambil oleh para pendekar, Raja Lotus pun mati dan larry pun juga bernasib sama karena mematahkan pedang Lotus dan itu membuat para pendekar sedih.
Keesokan harinya ketika dunia tayam sudah kembali damai dan sekarang saatnya para pendekar kembali ke dunia asalnya dan kerajaan koya-koya berganti nama menjadi kerajaan Larry sebagai penghargaan atas jasanya yang sangat besar.
“Sudah saatnya kalian kembali” kata ratu bilqis
“Aku tidak percaya akan mengatakan ini tapi aku akan merindukan tempat ini” kata reza dengan nada agak sedih
“Terima kasih telah memberikan pengalaman yang berharga kepada kami” kata rahman
“Yaa, itu benar terima kasih Ratu Balqis” kata fathur
“Namanya Bilqis thur bukan Balqis” kata reza kesal
“Kamu ini komen mulu bisanya” kata fathur meledek
“Sudah, terserah kalian ingin memanggilku apa tapi kamilah yang harus berterima kasih, atas nama bangsa tayam saya berterima kasih kepada kalian semua” kata ratu bilqis
Setelah percakapan itu mereka tiba-tiba mereka sudah kembali ke dunia asalnya, mereka merasa seperti terbangun dari mimpi mereka senang bisa kembali tapi mereka khawatir karena sudah berhari-hari mereka tidak pulang. Tetapi ketika melihat tanggal dan jam yang ada di pendopo ternyata waktu dan tanggal tidak berubah masih sama seperti pada saat mereka menghilang. Lalu mereka pulang dan menceritakannya kepada orangtuanya masing-masing, tentu saja tidak ada yang percaya dengan cerita itu tapi para pendekar tetap yakin bahwa dunia Tayam itu memang ada.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar