Toet, toet, breng, breng! Toet, toet, breng, breng!! Suara marching band terdengar membahana di sepanjang jalan raya pahlawan. Anak-anak SMA Masa Depan serentak berhamburan memenuhi pinggir jalan depan sekolah. Terlihat dua cewek cantik mayoret marching band sedang memutar-mutar baton (tongkat mayoret) dan sesekali dilemparkannya ke angkasa, lalu ditangkap lagi. Dua mayoret itu bernama Rin Hee Yeon dan Vania Miyuki, barisan ini adalah marching band dari SMA Pelangi yang terpilih untuk acara penyambutan kedatangan gubernur di alun-alun kota Atap ini. Satria yang berdiri paling depan di antara penonton, sangat antusias dan tak henti-hentinya bertepuk tangan dan teriak-teriak, “Ayoo Rin, Vania! Kamu bisa! Semangkok eh semangka (minjem punya temen) aduh semangaaatt!!”
Satria antusias sambil berjingkrak-jingkrak, hingga beberapa kaki di sebelahnya terinjak-injak. Aduh, auh, oh! suara mereka yang terinjak sambil memegangi sepatu mereka yang isinya dijamin berwarna merah, biru, hijau, abu-abu, hitam, loreng, abstrak, dan lainnya. Saat Rin akan melempar tongkatnya ke angkasa dia kaget melihat Satria yang berdiri manis, konsentrasinya buyar sesaat, alhasil lemparannya sedikit melenceng dan jatuh ke arah Satria. Penonton di sekitar Satria langsung semburat kabur dari TKP untuk menyelamatkan diri. Mirip rerumputan yang disibakkan orang yang sedang mencari jangkrik.
Satria masih terdiam di tempatnya, dia tak sempat meloloskan diri. Tap! tongkat itu ditangkap oleh tangan Satria. Seluruh penonton di pinggir jalan itu spontan bertepuk tangan bahagia. Tapi benda bulat yang ada di gagang baton itu lepas dan jatuhnya belakangan dari angkasa, Pletak!! Suaranya merdu saat mendarat mulus di kepalanya. Oww, suara penonton kecewa. Akhirnya Satria mengetahui bagaimana bentuk dan isi dari ruangan UKS (Unit Kesehatan Sekolah) di sekolahnya. Yang salah satunya berisi jarum suntik anti tetanus. Agh!
Di dalam kelas Bu Fellin sedang mengumumkan nilai tertinggi untuk mata pelajaran bahasa Inggris di ujian kemarin. “Nilai tertinggi untuk mata pelajaran bahasa Inggris adalah 98,5 diraih oleh Satria Mahesa Sakti!” kata Bu Fellin dari depan kelas. Prok, prok, seisi kelas bertepuk tangan. Satria berdiri lalu menepuk-nepuk dadanya, uhuk uhuk dia terbatuk. Huuuu.. sorak sorai teman-temannya sangat meriah seperti yel, yel fans berat klub bola Real Madrid. “Satria ke depan, catat pelajaran di halaman 101 di papan tulis!” perintah Bu Fellin. Satria melangkah ke depan, dia buka buku pelajaran bahasa Inggris halaman 101. Dan Satria mulai menulis di papan tulis: Pintu= Door, Buka Pintu= Open The Door, Gak Dibukain Pintu= Gedoor-gedoor!!!
Saat pulang sekolah Satria mengendarai motor antiknya dengan pelan-pelan. Mungkin lajunya sama dengan orang yang sedang berjalan kaki. Sebab kepalanya masih sakit akibat kejatuhan gagang baton tadi pagi. Lalu melintaslah dua cewek dari SMA Puteri -Terlihat dari seragamnya yang mirip seragam JKT48- dan menyalip motornya. Satria panas hatinya, masa cowok disalip cewek pikirnya. Satria ganti menyalip mereka. Kedua cewek itu tak mau kalah dan ganti menyalip Satria. Dengan gaya Valentino Rossi pembalap moto gp Satria kembali menyalip kedua cewek itu. Salip-menyali pun terjadi. Mulai jalan Pahlawan, jalan Bunga, jalan Burung hingga jalan Gunung pun mereka lalui dengan salip-menyalip. Satria tak sadar kalau rumahnya sudah kelewatan sekitar 20 kilometer. Dia berhenti mendadak. Kedua cewek itu meninggalkannya sambil mengangkat-angkat tangannya tanda kemenangan. Di daerah mana nih aku sekarang? Sepertinya aku tak kenal daerah ini! Satria mangeluarkan ponselnya, dia lihat posisinya sekarang ada di kota Jamu! Hah.. Jauh banget!
Sore harinya Satria mendapat undangan di acara pernikahan Mbak Nana yang centil dengan cowok dari kota Laut. Mbak Nana adalah tetangganya. Ada sekitar 100 orang hadir saat ini. Acara berjalan lancar dan meriah. Bla-bla-bla, akhirnya acara makan-makan pun tiba. Acara makan-makan ini hanya disediakan satu meja berisi nasi putih, sate ayam, soto, rawon, ayam kare, dan sambal tomat. Minumannya ada di sebelahnya berupa es campur dan air kemasan. Orang-orang langsung berebutan mengambil piring dan nasi serta lauk pauk sebanyak-banyaknya. Satria masih terdiam di tempatnya, dia tidak mau berebutan dengan yang lainnya. Mengalah untuk menang, itu prinsipnya. Hingga hampir semua orang sudah mengambil makanannya, Satria bangkit untuk mengambil piring di meja.
Dia ambil nasi putih sebanyak-banyaknya. Saat dia mau mengambil sate ayam dia terperanjat, Hah? Sudah habis?? Bahkan lauk pauk lainnya juga amblas menyisakan tempatnya doang! Tapi masih ada yang tersisa sedikit, yaitu sambal tomat. Dengan amarah yang menggebu-gebu dia tumpahkan semua sambal tomat itu di atas piringnya. Lalu dia makan makanannya dengan wajah yang bermuram durja. (Kenapa?), bodo! (Kamu marah ya?), sini aku saja yang nulis! Kamu tokohnya. (Salahku apa?), Yuk berkelahi yuk! (Ayuk!).. Jangan ditiru yaa, kami cuma bohongan. Dan berkelahi itu tidak baik, percaya deh!
—
Malam ini Satria menonton TV, acara yang paling dia sukai adalah acara iklan. Loh kok iklan? Sebab iklan itu sangat berguna bagi pemirsa (Ciee ciee, bagi pemilik produk bisa hubungi penulis kok!). Contohnya orang sakit flu, ada iklan obat flu, penderitanya beli di warung diminum langsung sembuh. Sangat berguna kan? Juga iklan-iklan yang lainnya seperti sabun, shampo, past gigi, obat kumur. Kalau orang-orang mandi gak pake sabun gimana coba bayangin aja! Juga produk otomotif, gadget, dan lain sebagainya deh! Daripada sinetron atau acara-acara lain yang cuma bikin sedih, nangis, pamer kekayaan, jabatan, kepintaran, kemewahan, dan lain-lain. Saat lagi asyik nonton iklan makanan ringan untuk remaja, tiba-tiba listriknya mati. Tap! Ibu Satria sedang pergi ke rumah nenek. Dia sendirian di rumah mirip film Home Alone. Hihihihi, huhuhuhu, hahaha terdengar suara tawa cekikikan di sekitarnya. Hantu? Satria bersembunyi di sudut kursi sofa. Baaaa!! Suara mengagetkan itu diiringi lampu yang menyala karena dinyalain Nazwa dari kotak listrik di luar rumah. Terlihat di sekeliling Satria ada Rin, Edo, Vania, Hasan. Mereka ketawa-tawa hahaha. Nazwa pun melangkah masuk sambil tersenyum simpul.
“Ah kalian rupanya!” kata Satria lega.
“Kamu sudah bikin cerpen untuk lomba antar sekolah besok pagi?” Tanya Rin pada Satria.
“Sudah!” jawabnya.
“Judulnya apa?” tanya Rin lagi.
“Judulnya Gak Punya Judul!” jawab Satria ringan tanpa beban.
“Aneh!” mereka berlima keheranan.
Tiba-tiba nampak bayangan putih sedang melompat-lompat dari balik jendela kaca yang kelambunya belum ditutup. “Po…” Nazwa yang pertama kali mengetahuinya langsung pingsan di tempat sambil jarinya masih menunjuk ke arah jendela. Disusul Hasan, Vania, Edo, Rin, dan terakhir Satria. Sosok putih itu masuk ke dalam rumah. Ternyata Alwi yang mencoba menakut-nakuti mereka, dan berhasil! Tapi Alwi menyesal sebab semua temannya pada pingsan. Dia mengambil buku yang tergeletak di meja, dan dia kipas-kipaskan pada enam temannya. Sambil berteriak lantang, sate, sateee, sate, sateeee! (Mau sate?)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar