Minggu malam. Jam 20. Golden Ways, talk shownya Mario Teguh. Aku tidak ingat apa temanya. Mungkin tertulis di layar bagian bawah, tapi tidak aku baca. Tapi aku ingat suatu hal. Kalimat yang ia lontarkan sebelum “dusta-dusta yang menyenangkan” (baca: iklan) itu tampil.
“Tuhan mengabulkan yang kita inginkan dan kita butuhkan.”. Itu kalimatnya. Ku-bold, biar jelas.
Ah!! Atau kupikir, kurasa, kalimatnya begini “Tuhan memberikan yang kita butuhkan dan kita inginkan.”. sama saja, ya?
Kawan, Keterampilan Menyimakku buruk. Di tahun 2009 akhir, nilai menyimakku C. Cukup!. Jadi, harap maklum.
Kembali ke MTLovenHoney (Mario Teguh Love And Honey). Kalimatnya itu lho… Benarkah Tuhan memberikan keduanya apabila kita minta? Setahuku, Dia hanya mengabulkan yang kita butuhkan. Tapi, ini Mario Teguh yang bilang, dan aku cenderung percaya kepadanya (kami saling percaya. aneh). Bagaimana bila itu benar? Bukankah Dia juga sudah janji?
“Asal kita yang rajin-rajin minta saja,”
Jadi, ada baiknya, kucoba saja.
Okey… aku mulai ya.. satu, dua, tiga…
Dari Sang Pendamba untuk Tuhannya
Tuhan, namanya Aul. Bukan Aulia. Tapi Sultanul Hakim. Indah tak terperi nama itu.
Aul adalah bagian terindah dalam hidupku. Seperti sebuah pulpen bertinta hitam untuk buku harianku, begitulah ia adanya.
Aul, Tuhanku, hambaMu yang tercinta ini butuh dia.
Suaranya tidak begitu bagus, tapi aku ingin selalu mendengarnya, bahkan jika ia sedang mendengkur sekalipun, aku ingin mendengarnya (meski tidak suka dengkuran).
Senyumnya, Tuhanku yang kucinta, naifkah aku, bila yang aku mau adalah milikku saja senyuman itu? Hanya padaku saja itu tertuju…
Wanginya, aroma yang menyebar dari tubuhnya (katailah aku mes*m. Terserah!!!), aku suka sekali. Aku butuh, perlu dan ingin sekali tahu parfum apa yang dia pakai. Karena malu bertanya padanya, Tuhan, dan Kau pun juga tidak mungkin memberi tahuku merk parfumnya, jadi aku… jika aku ke swalayan, maka habislah sederet parfum di rak panjang itu kubaui.
Aku telah gila, Tuhan.
Bersediakah Engkau mengampuni hambaMu yang nyaris gila ini? (jangan langsung gila ah!).
Oia, Tuhanku Yang Pengasih, jemarinya yang panjang itu, punya kuku yang bersih. Seperti Ikal (tokoh dalam laskar Pelangi), aku juga ingin bilang, bahwa, “jari-jari tu, adalah jari-jari terganteng di dunia.”.
Tuhan, aku ingin Kau menjadikanku bisa olahraga apa saja. Aku mohon. Jadikan aku tidak melarikan diri dari bola-bola segala jenis yang datang padaku dengan kencang. Sebab, Tuhanku, dia suka segala jenis olahraga. Sedangkan aku, jangankan memukul bola, berlari saja, aku tak sanggup. Bikin capek soalnya, Tuhan. Kalau boleh (pasti boleh), aku juga minta, jadikan aku pelari yang baik dan benar. Agar aku boleh jogging bersamanya. 20 menit pun tak apa. Amin.
Aku ingin bisa masak dengan baik, Tuhan. Maka alihkan kemampuan Chief Farah Queen kepadaku.
Bukankah itu mudah bagiMu, Tuhan?
Bisakah juga… tolong, pindahkan sedikit saja seleraku pada lagu barat berbahasa Inggris ke lagu-lagu berbahasa Indonesia? Bila perlu, dangduters-kan aku, Tuhan. Aku rela bila itu untuknya….
Tuhanku, bukankah itu mudah bagiMu? Jadi, maka, jadilah.
Aku mendambanya selalu. Aku berharap, kutulis semua inginku tentangnya. Peluklah itu, Tuhan. Dan aku, Sang Pendamba ini, menunggu untuk terkabulnya semua yang kutulis (butuh dan ingin-ku). Amin.
Tertanda: Sang Pendamba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar