Jumat, 18 November 2016

Mas Kul Bukan Untukku


Pagi yang cerah dan matahari tak pernah lelah menyinari dunia dengan cahayanya yang menjadi sumber kehidupan bagi seluruh umat manusia. Kumulai hari ini dengan bersiap pergi ke sekolah. Aku selalu menyukai hari sekolah, karena entah mengapa aku selalu menunggunya. Tak ada yang spesial sebenarnya, hanya saja rasa ingin melihatnya dan melihat gerak geriknya yang menjadikanku semangat untuk sekolah. aku tau ini tak baik bagiku, tak ada ajaran di agama manapun di dunia yang memperbolehkan hal ini terjadi, tapi tidak denganku. tak bisa kupungkiri rasanya aku sekolah karena dirinya dan dirinya, melamunkannya setiap saat. melihatnya memakai baju rapi dengan rambut diberi gel bagai melihat seorang aktor dan tampan dari Indonesia. “Tukul Arwana” yah… artis tukul yang ada di benakku saat melihatnya. Tapi itu unik, dia terlihat tampan dengan caranya sendiri.
Tak lama teman baikku membubarkanku dari lamunan indahku
“Ira… kantin yuk” kata rinda
“Okok… ayok, emang jam istirahat rin?”
“Iyalah, ayo buruan ra!!”
“Ih… iya cerewet ayo”
Aku dan temanku berangkat ke kantin dan kita memesan makanan masing masing, sedang enak enaknya kami makan tiba tiba mas kul (mas tukul) datang untuk membeli minuman
“Woy.. tuh mas kul beli minum”
“Apaan?, emang ada hubungannya sama aku gitu?”
“Udahlah… jangan bohong aku tau kok kalau kamu ada rasa sama dia”
“Apaan sih…”
Setelah percakapan di kantin itu, aku jadi sering curhat tentang dia ke rinda, maklum kita sudah kayak sendok sama garpu, dimana ada aku selalu ada dia.
Pernah suatu hari aku lihat si mas kul senyum senyum sendiri, dengan reflek aku ikutan senyum dan bodohnya aku emang gak konsen sama jalan, dan bodohnya aku yang emang hobby bikin malu diri sendiri. Tanpa aku sadari di depan ada selokan, aku tiba tiba masuk ke dalam selokan depan kelas. aku bisa nahan sakit di kaki, tapi nahan malu depan si dia? banyak temen yang ketawa lihat aku jatuh dan aku hanya cengar cengir nahan malu gara gara jatuh. Yang lebih parahnya lagi dia malah ikutan ketawa, Oh God… Help me
Aku pulang dengan rasa malu yang amat sangat, aku bete gak ketulungan dan akhirnya aku mandi, terus tidur siang. Sekitar jam 3 sore saat matahari lagi ada di sudut 34,98 derajat aku bangun dan mandi.
Masih Jelas teringat kejadian tadi di sekolah, akhirnya dengan muka kusut bak baju belum disetrika aku iseng iseng buka fb, dan ternyata ada yang add fb aku, nama fbnya (Sensor) :D.
“Wah… mati aku, mas kul pake acara add aku lagi, terima gak ya? ok hitung sampek lima aja… nggak, terima, nggak, terima, terima. Oh.. ok terima ajalah”
Aku menerima permintaan pertemanannya dengan harapan bisa berteman lebih dekat dengannya. tak lama kemudian si mas kul kirim inbox di fb aku, senangnya hatiku turun panas demamku
“Hy… kamu ira kan?”
“Hy juga, iya aku ira kamu kok tahu? tahu dari temen aku atau emang cari tahu tentang aku? kamu suka aku ya? kamu penggemar rahasiaku ya? udah jujur aja, aku gak papa kok, ikhlas malah”
“Oh… nggak, aku tahu kamu gara gara kamu tadi masuk selokan dan diketawain sama anak anak”
“Oh… gitu ya, kirain”
“Emang kamu kenapa kok sampe masuk selokan gitu?”
“Itu gara gara aku lihat senyum kamu tahu” suara dalam hati
“Oh… aku cuman ngelamun kok” ngelamunin kamu maksudnya
“Oh…”
“Iya…”
“Iya…”
“Hmmm…”
“Ya udah…”
“Iya…”
“Udah dulu ya…”
“Iya…”
“Ya udah jangan dibales…”
“Iya aku gak bales kok”
“Ini kok dibales?”
“Hmmm…”
“Gue timpuk juga lu…”
“…”
Setelah kejadian itu setiap ketemu aku dimanapun dia pasti senyum senyum. aku pun membalasnya dengan sepenuh hati
Aku dibuatnya melayang dengan senyum indahnya dan deretan gigi putihnya, aku jadi lebih sering stalkerin dia di fb dan aku kaget bagai disambar kilat disiang bolong saat aku mengetahui bahwa dia memiliki status berpacaran dengan temanku sendiri rinda. jadi selama ini dia senyum senyum bukan buat aku? tapi buat rinda? ah… bete… ok gak papa kok, aku strong. Aku juga gak akan bikin perhitungan sama dia, soalnya aku lemah di bidang menghitung matematika. Tapi mungkin kalau bikin perhitungan siklus akuntansi aku masih mau. Soalnya ada Rp. xxx

Tidak ada komentar:

Posting Komentar