Sabtu, 19 November 2016

Si Pelaut Tut..Tut...

Talking about love is never end. Bercerita tentang cinta memang selalu menyenangkan, entah itu cinta terhadap teman, sahabat, saudara, keluarga atau kekasih (untuk yang satu ini khusus yang punya yah, yang enggak mah diam saja, sambil gigit jari). Lupakan tentang jari, gigit, jomblo, happiness, yang tidak punya kekasih, sekarang kita mulai bercerita, pastinya tentang cinta. (ada yang enggak nyimak? Tak usah dipikirkan lanjutkan saja membaca).

“Jika jodohmu seorang Pelaut bagaimana?”
“Ya tidak apa-apa, memangnya kenapa?”
“Yakin? Mau ditinggal-tinggal dalam waktu yang tidak sebentar?”
“Wanita yang menjadi Istri seorang Pelaut pastilah dia wanita yang tangguh, wanita yang tahan akan kesepian,”
“Tidak takut jika suamimu bercinta dengan wanita lain,”
“Bercinta di lautan lepas? Sama siapa? Putri duyung? atau sama si dugong?” (cie yang gak tau dugong langsung searching om google )
Si Tuti terlihat berpikir keras menjawab pertanyaanku.
“Ya sudah lupakan itu! bagaimana jika jodohmu seorang Polisi hutan?”
“Lalu?”
“Ditinggal dinas jauh, gak takut dimadu?”
“Sudah ku duga… siapa yang akan jadi maduku? Babi hutan? Badak? Gajah? Atau Monyet?”
“Monyet jadi-jadian tukang rebut suami orang,”
“Aduh, terserahlah kau mau cakap apa,”
“Jika suamimu seorang Fotografer yang memotret model-model cantik dengan belahan dada yang jelas di depan mata?”
“Fotografer adalah sebuah profesi, selama dia menjalankan tugasnya dengan benar dan tidak menyimpang dia tidak akan tergoda,”
“Bukankah laki-laki itu bagai kucing? Kucing mana yang akan menolak jika ditawari ikan segar?”
“Yang dipotret kan Model bukan Ikan, lagian Model juga hanya sebuah profesi, selama Fotografer dan modelnya bekerja profesional tidak akan terjadi apa-apa kok,”
“Yakin?”
“Keyakinan hanya bisa dijawab setelah kamu menjawab ‘seberapa besar kamu yakin dengan pasangannmu, seberapa besar kepercayaan kamu terhadapnya?'”
“Jika jodohmu adalah seorang,” Belum juga kawanku ini melanjutkan pertanyaannya aku potong saja, karena pertanyaannya pasti sama ‘tentang kesetiaan’.
“Kesetiaan seseorang tidak bisa dinilai dari profesinya, siapa pun dia, apa pekerjaannya, seberapa jauh pun dia dengan kita, ada atau tidaknya ‘IKAN’ di depan mereka. Ini bukan soal profesi! Semua kembali pada pribadi masing-masing, walaupun saat kita jauh dengannya, dan mata kita tidak bisa melihat apa saja yang dilakukan mereka di belakang kita, tapi ketika dia sadar jika ia tak pernah bisa sembunyi dari pantauan mata Tuhan dan masih ada iman di hatinya, sudah dapat dipastikan dia tidak akan pernah mengkhianatimu, karena mengkhianati wanita yang setia di jalan-Nya sama saja dengan mengkhianati Tuhan,”
Setelah panjang lebar menjelaskan sebisanya tanpa sumber yang pasti dan hanya bermodalkan mengarang bebas (walaupun mengarang bebas tapi ada benernya juga kan, tetap yah yang nulis nyari pembelaan. Haha) rasanya kawanku ini masih belum puas dengan jawabanku.
“Kau ini kenapa? Kenapa semua pertanyaanmu mengarah pada kesetiaan?”
“Kau tahu kan ada peribahasa yang mengatakan, eh bukan mengatakan sih tepatnya pertanyaan ‘jika satu lelaki mampu membuat seorang wanita setia padanya kenapa tidak bisa sebaliknya?’, menurutmu bagaimana dengan itu?”
“Tidak semua seperti itu, 999 dari 1000 laki-laki, mereka setia kok, (mudah-mudahnya yah, Aaminn kan yooo… lalu yang 1 ke mana? yang 1 nyebur aja geh ke laut). Pokoknya semua kembali pada pribadi masing-masing, toh jodoh adalah cerminan dari diri kita sendiri, banyak-banyak mendekat pada-Nya, minta pada Dia agar diberikan jodoh yang tidak akan pernah menduakan selain dengan-Nya, yang tidak akan pernah berpaling selain pada-Nya, yang menjadikan satu-satunya wanita yang menjadi istri dunia dan akhiratnya, yang menjadikan satu-satunya wanita yang dicintai setelah Ibunya. Intinya kita harus banyak-banyak bermuhasabah diri, perbaiki diri untuk menyambut dia yang lagi on the way,”
“Jika jodohmu,”
“Masih mau nanya lagi?”
“Tidak. hehe, okelah sekarang aku sudah merasa sedikit tenang, dan merasa lebih yakin jika aku tak usah khawatir dengan dia si pelaut… tut tut tut,”
“Pelaut? Hati-hati nanti selingkuh sama si olive,” (lihat tuh yang gak tahu olive lagi bengong mikir, hihi… gak usah bingung, si olive tidak lebih cantik dari yang lagi baca kok).
The End
Cerpen Karangan: Yesi Noor
Blog: yesinurhidayati.blogspot.co.id
Tulisan macam apa yah ini? entahlah, mungkin semacam penghibur untuk kamu sahabatku yang dilema (kalaupun tidak menghibur mohon ampuni, karena aku bukan wanita penghibur. Loh?). Tapi hanya sekedar ngasih bocoran nih, pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas (sebetulnya masih banyak pertanyaan serupa, tapi males ah, kan jawabannya cuma satu, “kembali ke pribadi masing-masing,”) memang selalu menjadi sebuah dilema bagi perempuan, (jika ada jawaban lain yang tentunya lebih bisa dipahami dari jawabanku, tulis di komentar yah). Akhir kata…. Hubungannya sama lo yang jomblo apa? Uptsss sorry masih gak nyambung yah? Maafkan jari-jari yang usil ini yah. Pokoknya yang jomblo, yang single, yang gak punya pacar, kekasih, gebetan, ayang, bebep, bobop, bibip, bubup (lah kok makin ngaco?), terserah gue, suka-suka gue kan yang nulis gue (cie… si gue, ngomong ‘aku’ aja masih belepotan sok sok-an gue gue’an lagi. Haha). Ah sudahlah, Oh yah… jangan lupa kasih penghargaan buat yang nulis yah, cukup tersenyum ketika mengakhiri bacaanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar