Dar dar dar
Begitulah bunyi pintu kamar kami setiap pagi, menjelang subuh para pengurus asrama telah berada di depan pintu dengan wajah sangar mereka membuat kami yang masih berbaring langsung berdiri dan berlari menuju kamar mandi
“Hayya syur’ah” ujar ukhti aqila membuat aku lari terbirit-birit, dia adalah salah satu pengurus asrama yang sangat ditakuti dan disegani oleh para mahasantri dia adalah orang yang tegas dan berwibawa, meskipun ia tergolong orang yang galak tetap saja banyak yang menyayanginya termasuk aku, namun akhir-akhir ini aku merasa kecewa atas sikapnya yang terkesan pilih kasih, ya dia hanya dekat dengan orang-orang tertentu dan itu membuatku iri.
27 mei adalah hari ulang tahunku aku berharap salah satu dari pengurus memberi ucapan selamat kepadaku dan lagi-lagi aku harus menelan pahitnya pengharapan itu adalah hal yang mustahil bahkan jarang terjadi hingga dua hari kemudian aku semakin muak padanya ingin sekali aku ke luar dari asrama detik itu juga namun aku tertahan ya aku harus tinggal di sini demi beasiswa yang mewajibkan aku tinggal di asrama
“O my god, ini penyiksaan batin” bisikku
Untuk menghilangkan rasa kesalku, aku mengambil 3 hari jatah izinku untuk 6 bulan ini, ketika aku hendak melangkahkan kaki ke central dormitory tiba-tiba
“Dorrrr” bunyi balon seakan memecahkan telingaku terlihat ukhti aqila dan teman-temanku membawa kue ulang tahun untukku mereka bernyanyi ria mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku
“Selamat ulang tahun reka” kata ukhti aqila sembari menyodorkan kue ulang tahun itu kepadaku
“Tiup lilinnya” ukhti aqila tersenyum padaku, seketika rasa marah, benci dan muak itu hilang berubah menjadi rasa haru dan bahagia, kuraih kue itu dan aku bersiap meniup lilin ulang tahunku dan
Fyuuhhhhhhhh
Semua ruangan menjadi gelap dan terdengar suara fatimah memanggilku
“Re re bangun udah subuh, ntar digedor”
Uwahh ternyata aku mimpi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar