Sabtu, 19 November 2016

Hari Yang Gak Aneh

Ayo cepat berangkat! Jangan sampai terlambat! Dan tetaplah semangat! Ke sekolah! .. Go go go Satria!!’
Itulah sepenggal lagu ‘Anak Kampung’ dari grup band Jupiter Antariksa yang telah beredar di pasaran. Lagu itu juga dijadikan soundtrack dari film serial remaja di salah satu TV yang berjudul sama, yaitu ‘Anak Kampung’. Dan akan segera diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama, beserta sekuel-sekuelnya. Yang tidak secara kebetulan nama tokoh utamanya adalah Satria dan sahabat-sahabatnya. Serial novelnya juga laris manis di pasaran. Dan semua kabar berita itu tidak lain adalah hoax! Sementara!
Satria melenggang santai dengan motor antiknya menuju ke sekolah. Jalanan nampak ramai, dikarenakan orang-orang akan memulai melakukan aktivitasnya. Satria mengendarai motornya dengan bersiul-siul mirip suara burung pipit yang lagi kasmaran. Satria melihat seorang nenek sedang kesulitan untuk menyeberang jalan. Dia hentikan laju motornya, dan melangkah menuju nenek tersebut. Dia gandeng tangan nenek itu, dia melambai-lambaikan tangannya kepada para pengendara agar memberikan jalan. Mirip polantas betulan. Akhirnya para pengendara mulai mengerti dan memberikan jalan kepada nenek itu. Satria menuntunnya pelan-pelan berjalan ke seberang jalan sembari melambaikan tangan. Seperti pepatah bilang, kura-kura lebih aman daripada seekor kancil. Sebab Si Kancil bisa saja dimakan Harimau, tetapi tidak dengan Kura-kura yang bersembunyi di dalam cangkang rumahnya, yang sekeras Tank Amphibi.
Sampailah nenek itu di seberang jalan, lalu pergi sambil mengucapkan terima kasih. Saatnya Satria untuk kembali ke seberang jalan di mana motornya terparkir. Dia melambai-lambaikan tangannya memberi tanda, tapi para pengendara seakan-akan tidak mengetahuinya. Mereka tetap melaju dengan kecepatan tinggi. Satria lompat-lompat, gulung-gulung, hingga nangis tersedu-sedu tapi hasilnya sama saja. Malah para sopir mulai kreatif. Ada yang bilang ‘Masa Bodo!’, ‘Rasain Lu!’, EGP (Emang Gue Pikirin), atau TAG (Tahu Ah Gelap). Bahkan sebuah truk menulis di bak belakangnya ‘Kasian Deh Lu!’. Hampir saja Satria frustasi, datang seorang polwan cantik meraih tangannya dengan paksa dan menyeberangkannya kembali. Priiitt!! Sampailah Satria pada motor antiknya, lalu melaju menuju sekolahnya SMA Masa Depan. Di balai seni sedang diadakan lomba menulis puisi. Murid-murid kelas X telah berkumpul di tempat itu. Para peserta satu per satu membacakan karya puisi mereka. Kini giliran Edo membacakan karya puisinya.
Kambingku
Kambingku kakinya empat
Makan rumput di pinggir sawah
Ku tangkap, hap!
Ku jual di pasar
“Terima kasih!” kata Edo disambut tepuk tangan para penonton dengan riuh dan sangat meriah, prok prok prok! Bu Fellin selaku Panitia dan MC beranjak ke depan.
“Semua sudah membacakan karya puisinya. Sekarang waktunya menghitung nilai dan mengumumkan siapa pemenangnya!” kata Bu Fellin dari atas panggung balai seni.
“Saya belum bu!!” Kata Satria sambil mengangkat tangannya dan berdiri dari tempat duduknya.
“Apakah kamu belum membacakan karya puisimu?” tanya Bu Fellin.
“Belum Bu!” jawab Satria.
“Baiklah, kalau begitu majulah ke depan dan bacakan karya puisimu!” kata Bu Fellin. Satria maju ke depan dan menaiki panggung. Dia mulai membacakan puisi karyanya.
Cahaya Napas
Aku adalah waktu
Dimana aku selalu ada bersamamu
Suka, duka, tangis, dan tawa
Hanyalah secuil hiasan kecil kehidupan
Aku adalah udara
Dimana cita-citaku terlukis indah di kanvas langit
Acuhkan saja diriku!
Kita tak akan bisa mengembalikkan cermin yang telah retak!
Suasana hening, tak ada suara. Semua penonton tergeletak dan tak bergerak. Termasuk Bu Fellin juga. Mata mereka terpejam semua, beberapa dari mereka ada yang mendengkur brrr brrr! Satria tertunduk lesu. Tiba-tiba mereka semua berteriak dan bertepuk tangan Horeee! prok prok prok! Bu Fellin mulai mengumumkan pemenangnya, “Juara tiga untuk lomba puisi kelas X tahun ini diraih oleh Nara Juwita dari kelas XB, juara dua diraih oleh Zahra Anes dari kelas XA, dan juara satu diraih oleh Satria Mahesa Sakti dari kelas XA!” Para penonton bertepuk tangan. Ketiga pemenang mendapatkan hadiah dari sekolah. Yaitu sebuah kaos bertuliskan ‘Cerpenmu Dot Com’.

Siang ini Satria memutar musik lagunya JKT48 dengan sangat keras dari dalam kamarnya. Hingga dia ketiduran dan bermimpi sedang menonton konsernya JKT48. Dia berjingkrak-jingkrak mengikuti alunan musik seperti para penonton yang lainnya. Berulang kali Satria terjatuh dari tempat tidurnya, tapi bangkit lagi dan tertidur kembali. Satria tidak mengetahui orang-orang sekampung sedang sibuk memadamkan api yang berkobar di sebuah rumah. Satria tak mendengar suara kentongan yang dipukul-pukul oleh warga. Dan rumah yang terbakar itu ada di sebelah rumah Satria yaitu rumahnya Pak Dedi. Api bisa dipadamkan setelah petugas pemadam kebakaran datang menyemprotkan air dari tangki truk. Suasana hiruk pikuk. Sore hari Satria terbangun. Dia melangkah ke luar rumah. Dilihatnya rumah Pak Dedi berubah warna menjadi hitam. Mungkin baru saja dicat, pikirnya. Dia menghampiri jemuran pakaiannya, terlihat semua pakaiannya berlobang-lobang karena gosong terkena api waktu kebakaran tadi. Dan nyaris saja rumah Satria ikut terbakar waktu dia ketiduran tadi.

Satria datang ke studio musik bersama-sama dengan ketiga sahabatnya untuk latihan nge-band. Zahra yang cewek kebagian ngedrum, Hasan kebagian bass (ikut les bass), Edo kebagian gitar (ikut les gitar), dan Satria kebagian vokal (otodidak). Mereka membawakan lagu-lagu reggae milik Bob Marley, lagu-lagu soul milik Cold Play, dan lagu-lagu pop Indo. Dua jam mereka bermusik untuk menyalurkan hobi mereka. Akhirnya mereka pun berangkat pulang. Zahra ke selatan dengan motor matiknya, karena dia mau belanja parfum di mini market. Hasan ke barat bersama motor bebeknya untuk menjemput ayahnya yang bekerja di bank swasta sebagai satpam. Edo ke utara menaiki motor 250 cc-nya karena tadi sempat di telepon sepupunya. Sedangkan Satria ke timur melaju bersama motor antiknya menuju rumahnya. Di tengah jalan Satria melihat seekor katak sedang melompat-lompat di tengah jalan, pluk pluk!
Satria membelokkan motornya secara mendadak untuk menghindari katak itu agar tidak terlindas oleh ban motornya. Syuutt!! Aman! Tidak kena. Dari depan nampak seorang cewek cantik sedang mengendarai motornya. Satria melirik cewek itu. Tidak sadar di depannya ada sebuah papan kayu bertuliskan, ‘Harap hati-hati sebab ada perbaikan jalan!’ ditabraknya, brak!! Satria oleng dan masuk ke lubang galian bersama motor antiknya, gluduk! Dunia gelap. Ui, ui, ui, ui suara ambulans memecah jalanan membawa Satria yang terluka ke rumah sakit. Satria tak sadarkan diri. Di saat dia tersadar dan membuka matanya di pembaringan, dia melihat seorang dokter cewek muda telah tersenyum manis di hadapannya, sambil menghunus sebuah alat suntik yang berisi cairan.
“Coba balik badan dan perlihatkan pantatnya!”
“… Aaaaaaaaaaa!!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar