Munich - Arrigo Sacchi memberi peringatan kepada pemain-pemain Bayern Munich: pelatih mereka, Carlo Ancelotti, bisa saja berubah menjadi galak suatu saat.
Sebagai pelatih, Ancelotti memang tidak meledak-ledak. Dari luar, ia terlihat kalem. Pendekatannya terhadap para pemain-pemainnya pun cenderung santai; dia tidak mempermasalahkan pemainnya mau memanggilnya apa --entah itu Carlo, pelatih, atau apapun.
Ini yang kemudian membuatnya beda dibandingkan Pep Guardiola. Jika Guardiola begitu serius dalam pendekatan terhadap pemain, Ancelotti justru sebaliknya. Para pemain Bayern pun mengaku lebih rileks.
Namun, jangan salah. Ketika Bayern tampil jelek, bukan berarti Ancelotti diam saja. Bek Bayern, Mats Hummels, mengungkapkan bahwa Ancelotti pernah marah kepada para pemain Die Roten.
[Baca Juga: Hummels: Ancelotti Bisa Marah Juga]
Ucapan Hummels diamini oleh Sacchi. Pelatih legendaris asal Italia itu mengaku pernah melihat Ancelotti marah-marah, bahkan ketika pria yang akrab disapa Carletto itu masih jadi pemain.
"Saya pernah melihatnya berang beberapa kali, baik ketika dia masih jadi pemain atau sebagai pelatih," ujar Sacchi kepada Sport Bild.
"Carlo bisa marah jika memang waktunya."
"Dia tahu apa yang harus dilakukan. Dia tahu, kapan waktunya menjadi baik hati dan memberikan perhatian kepada para pemainnya atau kapan waktunya untuk sedikit keras," ucap Sacchi.
Pendekatan Ancelotti yang sedikit lunak sempat dikhawatirkan bakal berpengaruh jelek pada Bayern. Namun, Sacchi membantahnya. Deretan trofi Ancelotti, kata Sacchi, justru berbicara dengan sendirinya.
"Kita sedang membicarakan pelatih yang sudah menangani tim-tim terbaik di dunia dalam 20 tahun di sini," kata Sacchi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar