Sabtu, 12 November 2016

Pressing Sevilla Jadi Bumerang Saat Lawan Barcelona

Jakarta - Sevilla menelan kekalahan kandang perdananya di La Liga 2016/2017. Hasil pahit itu didapatkan setelah dikalahkan Barcelona di Stadion Ramon Sanchez Pizuan, Senin (7/11/2016) dinihari WIB. Padahal Sevilla sempat unggul terlebih dahulu pada menit 15 melalui gol Vitolo. Kemudian Barcelona membalikan kedudukan melalui gol yang dicetak Lionel Messi pada menit ke-43 dan Luis Suarez pada menit ke-61. Pertandingan sendiri berjalan menarik karena kedua kesebelasan bermain terbuka dan saling serang. 

Sebenarnya kedua kesebelasan bermain dengan kondisi yang pincang. Sevilla tidak bisa diperkuat Benoit Tremoulinas, Nico Pareja, Michael Krohn-Dehli, dan Gabriel Mercado. Samir Nasri pun terpaksa dimainkan walau sebelumnya dikabarkan kurang fit. Sementara Barcelona tidak bisa menurunkan Aleix Vidal, Andres Iniesta, Gerard Pique, dan Jeremy Mathieu karena cedera.



Saling Unjuk Pressing

Sevilla dan Barcelona saling tampil menekan pada pertandingan ini, baik ketika melancarkan serangan maupun merebut bola dari lawan. Sevilla sudah melancarkan pressing ketika bola berada di sepertiga akhir lawan. Mereka melancarkan pressing dengan agresif, tidak membiarkan Barcelona berlama-lama menguasai bola. Sistem itu sudah diberlakukan mereka sejak pertandingan dimulai.


Begitu pun Barcelona. Mereka juga menerapkan pressing sejak pertandingan berjalan. Hanya saja cara pressing-nya berbeda dengan Sevilla. Barcelona melancarkan hingga sampai setengah lapangan saja, tidak sampai sepertiga akhir pertahanan Sevilla. Pola pressing Barcelona berubah ketika babak kedua.

Pada saat itulah pressing Barcelona sampai ke sepertiga akhir Sevilla. Jumlah pemain yang terlibat pressing pun bertambah satu pemain karena sebelumnya hanya seorang saja yang terlibat. Tapi Barcelona tetap kesulitan menerapkan pressing kepada sektor tengah Sevilla karena pintar memainkan tempo. Para gelandang Sevilla tahu kapan harus mengumpan dan kapan harus melakukan dribbling.

Samir Nasri berperan dalam pengatur tempo di sektor tengah Sevilla. Sementara ketika kehilangan bola, Franco Vazquez dan Steven N'Zonzi bergerak cepat mencoba mencurinya kembali. Hal itulah yang membaut para gelandang Barcelona sulit lepas dari tekanan Sevilla. Kedua tim yang menerapkan pressing tersebut membuahkan 10 kartu kuning untuk pertandingan ini.

Sevilla Manfaatkan Jarak Antara Pemain Barcelona

Sebetulnya Barcelona sangat tertekan pada pertandingan ini. Tidak hanya ketika menghadapi pressing, Sevilla pun gencar mengincar ruang di belakang bek Barcelona. Dua hal itu yang membuat Barcelona harus banyak bergerak pada pertandingan ini. Soal ruang, Sevilla memanfaatkan dua lebarnya jarak di lini belakang; yaitu antara full-back dengan bek tengah, dan antara gelandang bertahan dengan bek tengah.

Jarak full-back dengan bek tengah tercipta karena aktifnya kedua posisi itu ketika menyerang. Sementara di posisi gelandang bertahan, Sergio Busquets terlibat banyak pertempuran di lini tengah karena pressing terlalu sulit jika cuma mengandalkan Ivan Rakitic dan Denis Suarez. Tapi Busquets agak kelimpungan pada pertandingan ini ketika melakukan transisi bertahan.

Busquets cenderung lambat untuk turun ke belakang, sehingga jaraknya dengan bek tengah cukup jauh. Kekosongan Busquets yang membuat dua bek tengah Barcelona sering terpancing naik. Dan pergerakan itu membuat Roberto mau tidak mau harus cepat lebih rapat kepada bek tengah. Dan terciptanya jarak itulah yang dimanfaatkan Sevilla karena mendapatkan ruang untuk melepaskan umpan terobosan.

Salah satunya ketika terjadinya gol Vitolo ketika memanfaatkan jarak antara Sergio, Roberto dan dua bek tengah Barcelona. Pablo Sarabria yang beroperasi di sayap kanan menemukan celah di jarak gelandang bertahan dan bek tengah. Kemudian ia bergerak ke arah tersebut dan melepaskan umpan terobosan kepada Vitolo.

Ruang Kosong di Depan Kotak Penalti Sevilla

Sistem pressing yang diterapkan Sevilla memang cukup efektif untuk meredam aliran Barcelona. Tapi Barcelona sadar ada ruang yang terbuka di depan kotak penalti Sevilla. Hal itu karena keterlibatan N'Zonzi dalam keterlibatan bola di sepertiga akhir pertahannya sendiri. N'Zonzi membantu Vazquez dalam melancarkan pressing dan mencari bola ketika lepas dari rekannya.

Ia juga akan cepat tiba untuk membantu di antara empat bek Sevilla dalam perebutan bola. Tapi pergerakan itu berhasil di baca Barcelona. Sebab pergerakannya itu membiarkan ruang kosong di depan kotak penalti Sevilla. Ruang itu sering dieksploitasi lini depan Barcelona dengan melepaskan percobaan-percobaan tendangan dari area tersebut.

Denis berperan penting pada ruang kosong yang diciptakan Sevilla di depan kotak penaltinya. Denis diinstruksikan bergeral melebar ke kiri maupun kanan ketika menguasai bola. Sevilla dipaksa bermain lebar, terutama para pemain tengahnnya, begitu pula N'Zonzi. Dan pada ruang itulah Lionel Messi dan Neymar bisa mengeksploitasi ke dalam area tersebut dan menciptakan peluang-peluangnya di sana.

Golnya di menit ke-43 itu pun dihasilkan melalui sepakannya dari depan kotak penalti. Dari sana juga ia berhasil memberikan assist kepada Luis Suarez pada menit 61'. Kekosongan area itu menjadi lahan bagi Messi menjadikan ia bintang pada pertandingan kali ini. Hal itu jugalah yang membuat serangan Barcelona lebih merata dari sisi kanan, kiri, maupun tengah.

Foto: Grafis percobaan tendangan Barcelona ke gawang Sevilla. (Sumber:Fourfourtwo)

Lionel Messi Predator bagi Sevilla

Gol yang dicetak Messi pada menit 43 itu merupakan yang ke-27 ke gawang Sevilla. Ia juga merupakan pemain paling mengancam Sevilla atas enam percobaan tendangannya ke gawang yang dikawal Sergio Rico. Dan tiga di antaranya berhasil tepat sasaran, yang satunya menjadi gol. Selama pertandingan itu ia mampu membaca ruang-ruang kelemahan Sevilla, terutama di depan kotak penalti.

Tapi tentu saja ruang yang didapatkan Messi adalah buah hasil dari pergerakan rekan-rekannya. Dari ruangnya itu juga ia bisa memberikan asis kepada Suarez. Ia juga mampu menciptakan ruang untuk rekan-rekannya. Messi menjaga bola agar dua sampai tiga pemain terpancing, termasuk N'Zonzi. Kemudian bola itu dilepaskan kepada rekan-rekannya.

Maka dari itulah ia mampu memberikan dua umpan kuncinya pada laga ini. Kemampuan olah bolanya pun tidak diragukan lagi karena empat dribel berhasil dilakukannya. Terpenting adalah Messi merupakan predator bagi Sevilla dan berperan penting dalam membalikan kedudukan pada laga ini.

Kesimpulan

Kejelian Barcelona melihat celah di sistem Sevilla adalah kunci pada pertandingan ini. Setelah gol Messi terjadi, Barcelona semakin gencar menyasar area di depan kotak penalti Sevilla, apalagi sejak babak kedua dimulai. Ditambah dengan fleksibilitas Messi dan Denis yang membuat para pemain Sevilla mudah terbawa arus, membuat Sevilla kurang sabar ketika melakukan penyelesaian akhir di sepertiga akhir pertahanan Barcelona.

Alhasil, cukup banyak peluang yang terbuang sia-sia. Padahal beberapa kali ruang yang didapatkan mereka untuk mengeksploitasi pertahanan Barcelona. Selain itu, Barcelona juga wajib berterima kasih kepada Javier Mascherano. Sebab ialah yang berhasil menjaga pertahanan Barcelona kendati banyak ruang yang tercipta. Atas ketenangannya, Mascherano berhasil tiga kali melakukan tekel dan dua intersep.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar